Minggu, 06 November 2011

protista alga mirip tumbuhan


Euglorophyta

1.1 PENGERTIAN

Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab, contohnya: Euglena.
Filum ini hidup dalam air tawar yang mengandung banyak bahan organik. Pada permukaan perairan yang tidak bergerak, beberapa genus dari golongan Euglenacae dapat membuat kista yang menutupi seluruh permukaan perairan dan berwarna hijau, merah,kuning, atau warna campuran dari ketiganya.
Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridis,
Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan juga dapat memakan zat-zat organik. Karena Euglena mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut pembelahan biner.











1.2 SIFAT- SIFAT UMUM

• Mempunyai titik merah pada bagian anterior dalam tubuhnya yang sensitive terhadap sinar, bagian ini dianggap sebagai mata . sehubungan hal tersebut maka filum ini diberi nama Euglenophyta ( eu berarti sungguh- sungguh, glenos berarti mata) berarti alga yang sungguh- sungguh mempunyai mata.. filum ini terdidri dari holofitik, saprofitik, dan holozoic tipe.
1. Holofitic tipe mempunyai cadangan makanan karbohidrat yang disebut paramilum, protein dalam bentuk pirenoid dan lemak; mempunyai flagel yang agak panjang yang sering kali melebihi panjang tubuhnya. Beberapa species dari filum ini ada yang menpunyai satu (sebagian besar), 2 atau 3 flagel. Dalam kista, specimen- specimen melepas flagel nya dan dapat dibuat lagi bila specimen- specimen keluar dari kiasta dan hidup sebagai plankton.
2. Mempunyai pigmen- pigmen klorofil a, b, dan carotene, sedangkan warna merah yang ada pada badannya disebabkan oleh adanya hematokrom. Warna merah permukaan air disebabkan oleh kista- kista dari Euglena haematodes dan Euglena sanguineus yang berarti merah. Perbedaan antara species haematodes dan sanguenius, terletak pada panjangnya flagel; E. haematodes flagelnya lebih panjang dari E.sanguenius. golongan Euglea spp. Mempunyai diding seperti membrane tipis, lunak dan bebtuknya berubah- rubah bila ada substrat, beberapa juga ada yang bergerak maju dan memperanajng dan memeperpendek seperti ulat.

Jenis- jenis Phacus, dindinganya keras karena periplast mengeras sehingga sehingga bentuk nya tidak berubah- rubah. Jenis ini ppi berwarna hijau, ditengah-tengahnya terdapat makanan cadangan karbohidrat paramilum dan intinya terlihat besar. Pada Phacus, yang masih hidup terlihat titik merah yang mempunyai fungsi seperti mata.
Genus seperti Trachelomonas spp. Dan Leposinclis yang berdinding tebal sekali berbentuk seperti bola atau kotak didalamnya terdapat protoplasma mempunyai flagel yang keluar dari diding sel yang tebal







1.3 Cara berkembang biak

1.3.1 Aseksual
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat. Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior. Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru.
Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu flagella dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella lagi. Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast anakan tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding tebal. Bentuk siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat atau polygonal. Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga berwarna sangat merah. Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.

1.2.2 Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur. Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam sel), pernah dijumpai pada Phacus.
Contoh : genera Euglena (berwarna hijau)
Astasia (tidak berwarna)
Cryptomonas ( hijau )
Chilomonas (tidak bewarna)

Pada umumya Euglena spp. Membelah diri secara longitudinal selama hidup sebagai plankton yang dapat membelah diri waktu berada dalam kista. Genus Euglena dapat membentuk bermacam –macam kista yaitu:
1. Protective-cystes : kista ini dibentuk untuk perlindungan terhadap bahan- bahan yang beracun atau sinar matahari yang kuat, misalnya pada waktu pagi hari dan sore hari.
2. Reproductive-cyste : pada kista tersebut protoplasma membelah diri dalam 2 atau 4 bagian dan tiap bagian nanti menjadi satu individu dalam kista tiap individu dapat bergerak dengan flagel yang terbentuk
3. temporary – cyste : atau resting- cyste terbentuk pada individu beristirahat atau jika ada matahari yang kuat. Dinding- dinding kista dari selulosa ini dapat membuka dalam 2 bagian simetrik.


1.4 Sistematika
Selain dapat dibagi dalam tipe holofitik, saprofitik dan holozoik, Euglenophyta juga dapat digolongkan atas dasar bentuk dan anatomi spesiesnya:
1. Euglenecae dapat hidup holofitik atau saprofitik artinya ada golongan Euglenaceae yang holofitk dan ada saprofitik tidak ada specimen yang dapat hidup holofoik dan sekaligus saprofitik.
2. astaciaacae holozoik dan saprofitik
3. Peranemacae hanya hidup holozoik dan semua hidup secara benthal jika bahan organic dan sudah menjadi zooflagellata.

Species –species Euglenacae yang sering dijumpai di Indonesia antara lain Euglena haematodes, E. sanguineus, E.deses, E. viridis, E. acus, E. oxyuris dan E. fragilaria. Species- spesies E. haemotodes dan E. sanguineus yang menebabkan warna merah permukaan air, sedangakn E. deses dan E. viridian yang menyebabkan kolam berwarna hijau muda. Spesies E. spirogyra diberi nama semikian karena lorofilnya berbentuk spiral. Specimen lain yang holofitik dan masih termasuk Suglenacae ialah Trachelomonas armate, T .hispida, Phacis pleuronectus, P. Longicauda, P. Oxyurus, P. anomale. Jika terdapat blooming kuning seperti mengandung banyak humus. Trachelomonas spp. Yang bentuknya bulat, isinya berwarna agak kuning jernih dan berdiding tebal. Biasanya specimen- specimen ini terdapat pada perairan yang agak termasuk polisaprobik, yakni masih terdapat proses pembusukan dan sedikit mengadung oksigen.
Euglenacae tidak begitu menguntungkan bagi erikanan. Specimen dari Astasia spp an Peranema spp yang termasuk holozoik tipe bentuknya hampir tidak berbeda dengan Euglena hanya tidak berwarna dan tidak mempunyai stigma atau mata yang berwarna merah.
Pada specimen- specimen yang protoplasmanya tersimpan dalam kotak yang tebal dindingnya, protoplasma keluar dari kotak dan membelah diri, tiap prooplasma baru hasil dari pembelahan diri, membentuk kotak baru masing- masing.
Makanan Euglena sangat bervariasi meliputi segala organisme.hidup. Cytostoma Euglena dapat digembungkan dengan sangat besar untuk menelan mangsanya yang besar.
Bila Euglena tumbuh di tempat gelap dengan substrat organik yang cocok, warnanya hilang, tetapi akan berwarna kembali bila ada cahaya. Pada keadaan yang luar biasa, Euglena dapat menghasilkan suatu varietas/ras yang tidak berwarna (apokhlorotik), ras ini tetap tidak berwarna meskipun ada cahaya. Ras apokhlorotik ini dapat diperoleh dengan memperlakukan sel Euglena dengan streptomysin dalam cahaya.
Cadangan makanan Euglena berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut, bentuknya dapat berupa cakram cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif besar. Paramylum berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi tidak bereaksi dengan tes pati. Butir paramylum menyerupai butir pati/amylum, yaitu mempunyai lapisan yang konsentris.
Euglena sering kali dapat memberi warna pada air bila dalam jumlah yang banyak. Banyak dijumpai di dalam kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan organik. Dalam bentuk kehidupan yang saprofit tanpa zat warna, jarang dijumpai dan bila ada biasanya terdapat pada tempat-tempat dimana terjadi purifikasi (pembusukan). Beberapa jenis Euglena hidup pada lumpur sepanjang tepi sungai, estuarine, atau payau-payau bergaram. Pada tempat ini dapat tumbuh subur sehingga cukup memberi warna pada lumpur. Jika populasinya di kolam sangat banyak, maka menyebabkan permukaan kolam seperti tertutup lapisan hijau yang dapat berubah warna menjadi merah dalam beberapa jam.

1.5 STRUKTUR SEL
Organisme ini mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi daripada Cyanophyta karena sudah mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti pada tumbuhan tinggi. Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosinthesa dan tumbuh seperti halnya pada tumbuhan tinggi. Semua euglenoid mempunyai satu atau dua flagella yang menyebabkan mereka dapat bergerak secara aktif. Selnya telah mempunyai bentuk yang tetap, dinding sel bukan terdiri dari selulosa melainkan suatu selaput tipis yang dapat mengikuti gerakan sel euglenoid yang sewaktu-waktu dapat berubah bentuk.
Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, dan dibawahnya berupa “kerongkongan”/gullet. Pada beberapa jenis celah ini berguna untuk memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak demikian. Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk (reservoir). Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera tertentu pada gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan panjang gullet, dan ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat.
Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang sitofarinx dan sitostoma. Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka. Genera yang mempunyai dua flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh ke arah depan tetapi lebih banyak genera yang flagellanya tidak sama panjang. Flagelnya mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
pergerakan flagella pada prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau sentakan. Gelombang dari sistem undulatory ini lewatnya dari dasar ke ujung dan langsung mengendalikan organisme dalam arah yang berlawanan atau pergerakan gelombang lewat dari ujung ke dasar dan ini gerakan sentakan organisme.
Sel mempunyai sebuah pigmen merah menyerupai bintik mata. Pigmen merah ini merupakan astaxanthin yang hanya dijumpai pada golongan Crustaceae.
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada binatang.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit; tidak dapat hidup dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan cepat tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa jenis hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof, disamping ada yang hidup secara holozoik yaitu dapat menangkap dan menelan mangsanya seperti pada binatang.
Hubungan antara Euglenophyta dengan alga lainnya masih belum jelas. Melihat adanya persamaan dalam hal warnanya, maka diduga ada persamaannya dengan Chlorophyta, tetapi organisasi protoplast antara keduanya jauh berbeda. Dalam kenyataannya kelompok euglenoid ini mempunyai persamaan dengan Chrysophyta, Dinoflagellata dan Volvox.

1.6 Peranan
Keuntungan
NUTRISI yang dipakai ORGANISME lain. euglena ini dijepang dah berhasil dijadikan bahan makana. nilai nutrisi nya sama dengan ikan tahu dan tempe. euglena di kembang biakan dan dijadikan bentuk biskuit dan tepung dan juga bisa jadi bahan bakar contoh bahan bakar dari euglena mobil remote control yang pake engine, fuel nya memakai olahan euglenan yang dipisah dengan ultrasonik,kecepatannya tinggi, bahkan lagi diutak atik supaya bisa dipake utk jet engine pesawat.
1.    Bidang Perikanan
Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.
2.    Ekosistem Perairan
Dalam ekosistem perairan, ganggan merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga air.
3.    Bidang Industri
Dinding sel diatom banyak mengandung silikat.Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup di jaman lampau membentukk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom.Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori).
Kerugian
·         Mencemari sumber air
·         Penimbuanan endapan tanah pada dasar kolam dan danau





Phaeophyta (Ganggang Coklat)

2.1 Pengertian
Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.
Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung khlorofil a dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah
Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik




2.2 Ciri Umum
Phaeophyta Bentuknya seperti tumbuhan tinggi, sebagian besar hidup di laut. Tubuhnya melekat di bebatuan, sedangkan talusnya terapung di permukaan. Pigmennya fikosantin, klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin, diadinoxantin. Cadangan makanan berupa lamirin yang disimpan dalam pirenoid, ruang antar sel pada dinding selnya mengandung asam alginat (algin).
Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit.
Pigmen
Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, a dan neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat pada chrysophyta.
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan, yaitu:
a) Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus
b) Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologinya.
Contoh: Laminaria
c) Golongan Cyelosporae
Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh: Fucus
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin.

2.3 Cara Reproduksi
a) Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak sama panjang, terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang uniseluler, dinamanakan sporangia unilokuler. Atau spora yang dibentuk dalam sporangia yang multiseluler yang disebut sporangium prulilekuler.
b) Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet.
Pembuahan pada alga coklat
Sebelum terjadi pembuahan, layak anthernazoid mengelilingi sel telur pada ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu satu jam kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid. Zigot segera membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigt membentuk tonjolan yang akan seperti cahaya. Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam sel telur merupaan faktor perangsang bagi terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup di dalam sel telur. Maka mula-mula pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.
Dalam daur hidupnya semua phacophyceae keculai bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit, yang masing-masing hidup sebagai individu yang bebas pergantian keturunan tersebut bersifat isomorfik atau heteromorfik. Sebagian besar dari phaeophyceae pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya di bagian basal dari filamea yang terdapat pada ujung thallas. Sel-sel tersebut aktif membelah.
Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut dan banyak ditemukan di daerah yang beriklim dingin. Sebagian besar hidup melekat pada substrat karang dan lainnya dan beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.

2.4 peranan
Keuntungan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.

Pyrrophyta (alga Api)
3.1 Pengertian
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3WF-qZwpULL2hpd4FtHAup7IUPNmapMRPMbkp5eDuSVuKsLHiuZN-a7WaYC5Cks55ErQKWMWwXo42ysYf3TZyvYhY55ObKIWfG5snhtW-fKN-vWXupxXv_ZDEDBHu1reb6HMcgeZREsBG/s400/pyrrophyta.jpg
Pyrrophyta disebut sebagai Dinoflagelata yang sering dikenal sebagai ganggang api. Mengapa disebut sebagai ganggang api? Dia mampu memancarkan cahaya yang berwarna merah menyala seperti api, terutama pada saat malam hari di air laut. Hampir seluruh Dinoflagelata uniseluler, yaitu tersusun atas satu sel dan bergerak aktif, yaitu memiliki satu flagel, mempunyai dinding sel nyata yang terdiri atas lempengan lempengan yang mengandung selulose, tetapi ada beberapa yang tidak berdinding sel, misalnya Gymnodinium.
Pyrrophyta Disebut juga dinoflagellata, tubuhnya tersusun atas satu sel dan berdinding sel, dapat bergerak aktif, habitat di laut bersifat fosforesensi (memancarkan cahaya). Sebelah luarnya terdapat celah atau alur, masing-masing mengandung satu flagel. Pigmennya klorofil dan coklat kekuning-kuningan, contohnya Peridium
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis. Berwarna kuning coklat.
Alga yang termasuk alga api ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Alga api berkembangbiak dengan membelah diri, kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Contohnya adalah Perodinium. Alga api yang hidup di laut memiliki sifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang memancarkan cahaya.
Karakteristik dari dinoflagelata, hanya sekitar setengah dari spesies dinoflagelata yang mengandung pigmen yang dapat berfotosintesis, sementara yang lain adalah hetertotrop. Hanya dinoflagelata yang mampu untuk fotosintesis yang dibahas disini. Adanya dua pola pigmentasi adalah hal yang umum terjadi pada dinoflagelata. Banyak dinoflagelata yang mcmiliki klorofil A dan C2 dan peridinin, sementara yang lain memiliki klorofil A, Ci dan C2 dan fucoxanthin. Keberadaan pigmen yang ada pada sedikit dinoflagelated yang lain akan dibicarakan kemudian. Karbohidrat disimpan scbagai zat tepung, tetapi keberadaan lemak mungkin lebih penting sebagai cadangan. Sel dari dinofelgelatri tidak dilingkupi olch dinding tetapi memiliki sebuah theca sebagai pokok membran sel, yang mana terdiri dari piling yang tenuri dari selulosa. Nukleus dan koroplast memiliki sifat yang tidak biasa.
Kebanyakan dinoflagelata adalah sel biflagelata solitary. Dua tipe dasar teteh dapat dibedakan. Desmokontt memilild dua anterior flagelata ; satu flagellum mungkin melingkari diatas permukaan sel Dinokont memiliki segala insert yang lateral; satu flagelum adalah seperti pita dan melingkari sel pada sebuah lekukan dan flagellum yang lain berkembang terbaik. Tipe sel dinikont dibagi oleh lekukan ekuatorial atau korset kedalam epiconc dan hypocone. Flagellum posterior berkembang sampai ke tempat penurunan yang disebut sulcus. Nama dinoflagelata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming. Meskipun kcbunyakan dinoflagelata adalah flagelata uniselular, koloni dari sel flagelata, sel non-flagelata, pengumpulan palmelloid, dan filamen adalah diketahui. Sel vegetatif non flagelata menunjukkan reproduktif membentuk dinokont.






3.2 Ciri Ciri Umum
HABITAT
Pyrrophyta berasal dari lautan (dominan) tetapi ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Pyrrophyta memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
SUSUNAN TUBUH

Berbentuk Sel Tunggal, contoh : Peridinium dan Ceratium. Berbentuk Filamen yang bercabang. contoh : Dinotrix dan Dinoclammn Susunan Sel :Anggota Pyrrophyta banyak yang ditemukan tanpa adanya dinding sel, sedangkan anggota yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng. Contoh : Glenodinium dan Peridinium Terdapat lekukan pada tubuh selnya
Terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan ciri khas dari alga api), Pigmen ; Kloroul a, b Karoten, Xantofil: Berupa Peridinin, Dinoxantin, Diadinoxandn dan Neodinoxantin.
SUSUNAN SEL

Typical Sell

Sel dinoflagelata memiliki beberapa sifat yang tidak umum, yang mana akan kita pertimbangkan :. Isi sel : Terdapat inti berbentuk tunggal
1. Theca dan berhubungan dengan struktur (amphiesma)
2. Nucleus, dan

3. Kloroplast










3.2 Cara Reproduksi
Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara:
Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang
Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain
Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium)
Pada Alexandrium sp, cara perkembangbiakannya yaitu:
· Kista-kista tidur dalam dasar laut, tertimbun oleh sedimen. Jika tak terganggu oleh kekuatan fisik atau alam, mereka dapat berada di dasar laut dalam kondisi tertidur untuk waktu bertahun-tahun. Jika terdapat kandungan oksigen dan kondisi memungkinkan, mereka daapt melakukan proses perkecambahan
· Jika suhu hangat dan banyak cahaya yang merangsang perkecambahan ini, kista akan pecah dan mengeluarkan sel yang dapat berenang. Sel ini direproduksi oleh pembelahan sederhana dalam beberapa hari pengeraman
· Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah diri secara berlipat, dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap satu sel dapat menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu
· Pada saat nutrisi telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel gamet. Setiap dua sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru yang berkembang menjadi sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini lalu jatuh ke dasar laut dan dapat berbiak pada tahun berikutnya.

3.4 Peranan yang menguntungkan dan merugikan
Merugikan
Red tides biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara, bebrapara pyrrophyta yang mengakibatkan red tides adalah luminescen. jumlah fitoplankton berlebih di sebuah perairan berpotensi membunuh berbagai jenis biota laut secara massal. Pasalnya, keberadaan fitoplankton mengurangi jumlah oksigen terlarut."Kemungkinan lain, insang- insang ikan penuh dengan fitoplankton. Akibatnya, lendir pembersihnya menggumpal karena fitoplanktonnya berlebih dan ikan pun sulit bernapas.
kelebihan fitoplankton mengganggu estetika perairan untuk wisata bahari.
Keracunan manusia biasanya terjadi setelh memakan ikan atau molusca yang megakumulasi racun dari pyrrophyta

Menguntungkan
ikan-ikan yang berada di Laut senantiasa tercukupi kebutuhan makanannya.



















Chrysophyta
4.1 Pengertian
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQJuWAslznJYknbern9BHGozpSl_MRBEgaxUcciiCX5ZnTEbdlFPA
Chrysophyta atau ganggang keemasan (yunani, chrysos = emas) memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (misalochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang multiseluler (missal vaucheria). Dinding sel chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang berperan sebagai cadangan minyak bumi dan pectin. Inti sel pada chrysophyta sebagian besar adalah besifat eukariota dan sebagian lagi bersifat prokariota. Pada diatom (contohnya navicula) dinding selnya berbentuk seperti cangkang yang tediri atas bagian dasar atau hipoteca dan bagian penutup atau epiteca. Cadangan makanan pada hrysophyta berupa lemak dan karbohidrat.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet. Ontoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan nishoous.
Berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagellanya maka divisi hrysophyta dibagi menjadi 3 klas. Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil a dan klorofil c dan karatenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali tedapat tiga thylakoids di sekitar periphery kloropla (girdle lamena). Kloroplast dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur : Ribosom terdapat pada permukaan luar CER. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontoun. Sel heterokontous mempunyai dua flagel, yaitu age licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
Tabel 1 karakteristik Pengelompokan Divisi Chryophyta
Kelompok
(noxari Umum)
Mayor Photo Synthetio Pigmen
Persediaan karbohidrat
Dinding Sell
Flegella
Chysophyeeae (alga Coklat Keemasan)
Chl A, C1 dan C2fukosantin
Chrysolaminarin
(lukasin)
Skala Loricae
Heterokontus
Tribophyceae (Xanuhopyeae) alga hijau kekuningan
Chl A, C1 dan C2
Chrysolami narin
Pectin / dind selulosa
Heterokontus
Bacillariophy ceae (diatomo phyceae)
Chl A, C1 dan C2fukosantin
Chrysolami Narin
Silica frustula
Gamet jan tandengan satu flagel dan masti genema
Mestiginema dibentuk dalam gelembung antar sel dalam Chrusophyta, prinsip fotosinteis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1 / C2 da karotenoid yang memberikan kesan warna keemasan dan juga fukosantin.
Diatom merupakan komponen besar planktonic dan komunitas benthic di samudra dan air jernih, kadang-kadang diatom dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan strategi ekologi:
(1) diatom,
(2) diatom benthic (priphytic) dan
(3) diatom meroplanktonic (tycoplanktonic).


4.2 Ciri Umum

Spesies euplanktonic merupakan anggota plankton tetap. Hampir semua diatom sentrik adalah planktonic dan ditemukan di air jernih dan samudra. Distom pennate yang sedikit merupaan planktonic. Diatom planktonic, sering berproduksi pada musin semi dan musim gugur berkembang pada latitude tinggi. Contoh diatomic planktonic ditunjukkan pada gambar. Hanya sedikit diatom yang diketahui menghasilkan toksin (dari spesies Nitzschia dan Chaetoceros).
Semua diatom benthic adalah pennate. Pada air jernih dan habitat marine, diatom sering merupakan inisial koloni alga pada substrat dibawah permukaan air. Sekresi mucilage oleh diatom dan bakteri membentuk bioflm yang menyediakan substrat berikutnya oleh organisma yang lain. Kepadatan pertumbuhan diatom menghasilkan diskolorasi coklat keemasan. Alat gerak pada chrysophyta berupa flagel yang mempunyai tipe whiplash dan tinsel yaitu 9+2.
Klasifikasi Chrysophyta dibagi menjadi 3 klas yaitu:
1.       Klas xantophyceae atau alga hijau kuning
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah. Susunan tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contohnya Botrydiopsis)berbentuk filament (contohnya Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contohnyavaucheria). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari pectin dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling menutupi, seperti halnya pada tribonema,sp.Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa 2 buah flagella yang tidak sama panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan bagian yang lain terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa krisolaminarin yaitu lutein.
Algae jenis ini mempunyai klorofil atau yang sering disebut dengan pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu warnanya hijau kekunung-kuningan. Contohnya adalahVaucgeria. Vaucheria tubuhnya tesusun atas banyak sel yang bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filament mempunyai banyak inti dan menyebar yang disebut dengan Coenocytic. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar.













4.3 Cara Reproduksi
Klasifikasi chrysophyta ada 3 dan cara reproduksinya berbeda beda, yaitu :
1.     Klas xantophyceae atau alga hijau kuning
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah.
Berkembangbiak secaravegetatif dan generatif.
· Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filament. Selanjutnya inti di dalam sporangium membelah secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.
· Perkembang biakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan ovum dan spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteredium, keduanya terdapat pada benang yang sama atau homotalus. Zigospora hasil pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkanspora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan kemudiantumbuh menjadi ganggang yang baru.
2.     Klas chrysophyceae atau alga coklat keemasan
Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar.
Fragmentasi ada dua macam, yaitu:
· Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
· Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora
3.     Klas Bacillariophyceae atau alga diatomae
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah-tanah yang lembab.
· Perkembang biakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatom membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjtnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan baik kotak maupun tutup akan berfungsi sebagai tutup dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecildaripada sel anaknya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
· Perkembang biakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. bila ukuran tubuhNavicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet ini kemudian akan meninggalkan sela dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk kotak dan tutup yang baru.
4.4 Peranan
Merugikan
· Alga dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak
· Alga dapat menurunkan PH
· Menyebabkan warna dan kekeuhan
· Beberepa jenis alga dapat mengeluarkan racun
· Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom
· Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat. Ganggang jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan tetapi ganggang ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan kekeruhan pada air.
Menguntungkan
· Sebagai bahan penggosok
Contoh: diatomea
· Sebagai isolasi dinamit
Contoh: diatomae
· Sebagai campuran semen
· Sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak
· diatom. Sisa-sisa cangkang diatom yang telah mati dalam jumlah besar dapat membentuk tanah diatom. Tanah ini sering digunakan sebagai bahan peledak, campuran semen, bahan penggosok, bahan isolasi dan pembuatan saringan.
· Selain itu, biasanya chrysophyta dimanfaatkan sebagai indikator untuk menemukan minyak bumi.






0 komentar:

Posting Komentar